Harga Tanahnya Dihargai Rp25 Miliar, Warung Lasiyem Pilih Tak Mau Pergi Walapun Terhimpit Hotel Mewah Di Kanan Kirinya

 



Kompleks Hotel Hyatt di Nganglik, Sleman, DIY yang dikenal dengan kemegahannya ternyata ada sebuah warung sederhana milik L**iyem dan Tukidi. Warung tersebut pun terlihat mencolok karena berada di lahan hotel. Warung yang berdiri di atas tanah seluas 1000 meter itu tetap bertahan meski tanah tersebut sudah banyak diincar oleh perusahaan besar.

Bangunan yang didiran pada 1985 itu memiliki lahan kosong disekitarnya yang bisa digunakan untuk bercocok tanam. Kondisi rumah tersebut sama sekali tidak pernah direnovasi sejak awal bangunan tersebut dibangun. Bangunan ini bertolak belakang dengan keberadaan hotel yang ada di dekatnya.

Sejak tahun 1990 diakui oleh Tukidi karena letaknya berada di wilayah yang strategis tanah dan rumahnya itu sudah menjadi incaran perusahaan-perusahaan besar. Namun, berbeda dengan warga lainnya yang memilih untuk menjual tanah mereka, Tukidi dan L**iyem memilih bertahan.

Hal itu mereka lakukan karena merasa calon pembeli tidak memberikan penawaran yang tinggi. Saat itu, calon pembeloo hanya menawar tanahnya seharga Rp25 ribu per meter persegi, namun Tukidi meminta seharga Rp1juta per meter.

“Saya minta Rp 1 juta per meter, mereka tidak mau,” ujarnya, Selasa (2/3/2021).

Tukidi selalu beralasan bahwa tawaran yang diberikan tidak sesuai dengan harga yang ia minta. Bahkan, beberapa calon pembeli yang berbeda berkali-kali mencoba bernegosiasi harga tanah. Tukidi tidak mempermasalahkan jika tanahnya itu tidak dapat terjual dengan harga tinggi.

Sambil tertawa Tukidi mengatakan jika saat ini harga tanah yang ia miliki mencapai Rp25 miliar. Ia dan sang istri akan tetap tinggal di tanah tersebut hingga menemukan pembeli yang mau menawar dengan harga yang sesuai dengan keinginannya.

“Kalau sekarang sekitar Rp 20 sampai 25 juta per meter, jika dikalikan 1.000 meter hasilnya sekitar Rp 25 Miliar,” kata Tukidi sembari tertawa.